Ceramah Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani


Hati Auliya’ Allah adalah suci dan bersih. Mereka adalah orang-orang yang sudah bercerai dari makhluk dan tenggelam dalam cinta kepada Sang Pencipta. Mereka telah menceraikan dunia dan mempersiapkan diri untuk hari Kemudian. Kau tidak akan bisa mengenali mereka, karena kau tersesat dalam dunia ini. Terbentang jarak yang amat jauh antara kau dengan mereka. Jika ada saudaramu Mukmin memberiku nasihat, jangan melakukan hal yang bertentangan dengan perkataannya itu, karena dia bisa melihat hal-hal pada dirimu yang tidak bisa kau lihat> Nabi SAW bersabda, “Seorang Muslim adalah cermin bagi muslim lainnya”.

Seorang Mukmin sejati akan selalu memberi nasihat kepada saudaranya sesama Muslim, tulus dari dasar hatinya. Dengan terbuka dia katakan kelemahan dan kekurangan saudaranya. Allah Yang Maha Suci telah meletakkan di hati Muslim semangat untuk menasihati saudaranya, termasuk pada hatiku. Amalan yang paling kusenangi adalah memberi nasihat dan menyampaikan kebenaran kepadamu, dan menjelaskan kepadamu apa yang kumengerti. Sebagai imbalannya, aku tidak menginginkan apa pun dari dunia ini maupun di dunia nanti. Yang kuinginkan hanyalah ridha kekasihku dan inilah yang menjadi doaku. Ya, aku sangat berbahagia ketika umatku mencapai keberhasilan dan kemakmuran, dan kemunduran kaumku terasa olehku laksana panah-panah yang menusuk hatiku. Bila salah satu muridku mencapai keberhasilan, maka hati terasa sangat bahagia, sehingga kutundukkan hati dan kepalaku ke hadirat Sang Penciptaku. Wahai hamba Allah! Perbaikan keadaanmulah yang menjadi tujuanku. Aku tidak memiliki pamrih pribadi, karena jenjang itu telah kutaklukkan. aku ingin menggandeng tanganmu dan membimbingmu menuju jalan yang lurus, maka jangan segan meminta pertolongan dan bantuanku di alan ini, sehingga kau dapat mencapai keberhasilan. Aku dapat memperindah dirimu di hadapan Allah SWT dan bukan dalam pandangan manusia, yang kuinginkan adalah menunjukkan padamu siapakah dirimu sesungguhnya. Seperti apakah keadaanmu? Apakah seperti setitik air dalam segumpal daging yang mati, atau laksana sepotong bangkai yang dipenuhi belatung dan ulat, dibiarkan untuk burung pemakan bangkai dan hewan-hewan lain.

Engkau harus paham bahwa orang yang mengajakmu taat dan menjadi hamba para raja dunia ini, dan menuangkan pada hatimu ketamakan dunia, emas dan perak, yang kau anggap lebih berharga daripada harta kekayaanmu yang sejati (iman), sesungguhnya ia sedang menyesatkanmu. Dia tidak lain adalah Setan.

Ingatlah pada Allah SWT!

Balasan atas ketamakan ini tidak lain adalah hilangnya kemuliaan dan timbulnya kehinaan. Rasul SAW tercinta mengatakan, “Orang yang paling pantas menerima murka Allah SWT adalah orang yang menghasratkan hal-hal (dunia) melebihi kebutuhan dirinya (karena tamak).” Jika kau berpikir manusia dapat memberimu keuntungan berlimpah, sehingga akan menelan segala sesuatu, maka sesungguhnya kau belum mengerti rahasia Taman Taqir. Ini adalah bisikan Setan dalam hatimu. Sesungguhnya kau bukanlah hamba Allah SWT, tetapi kau adalah hamba nafsumu edan pembantu-pembantu Setan.

CEraikanlah kecintaan pada uang dan harta benda dan cobalah bebaskan dirimu dari penjara dunia ini. Jika kau ingin merdeka darinya, maka kau memerlukan bimbingan seseorang. Maka kau harus mencari seorang pembimbing. Ingatlah, bahwa jika kau mencari bimbingan semacam itu dengan mata jasmanimu, itu tak ada bedanya dengan mencari-cari sesuatu dalam gelap. Bimbingan ini hanya bisa ditemukan dengan menggunakan mata hati dan pandangan ruhani. Jika kau ingin menjumpai bimbingan itu, maka syaratnya adalah iman. Jika kau tak memiliki iman, maka kau tidak akan peranah memiliki pandangan bathin.

Allah SWT berfirman: Bukan mata jasmani yang buta, namun butanya mata yang ada di dalam dada. (Q.S. Al-Hajj [22]:46).

Perumpamaan ketamakan terhadap dunia adalah ibarat seseorang yang memberikan uang dinar untuk ditukar dengan jerami. Jerami akan segera terbakar dan musnah, sedangkan dinar yang sebelumnya kau miliki, hilang sudah.

Jika imanmu lemah, pastilah kau akan memburu dunia. Cobalah perkuat imanmu sehingga derajatmu dapat terangkat dan memiliki keyakinan sejati kepada Allah SWT. Bila imanmu bertambah kuat, maka kau akan melihat bahwa keyakinanmu kepada Allah SWT akan bertambah kokoh pula, dan kau akan menyaksikan kebutuhanmu dipenuhi-Nya bahkan tanpa sepengetahuanmu. Bila kau menjauhi keramaian orang, kau akan menyadari bahwa kau mencapai tingkat dimana kau siap dan rela memberikan hidupmu ke tangan Malaikat Maut. Kau tidak akan memikirkan hal itu, juga mengenai kemana gelombang Laut Kebenaran Sejati akan membawamu.

Maka, kekhawatiran dan kesenangan duniawi sama sekali tidak akan memengaruhi dan mengganggu jiwamu. Nabi SAW bersabda, “Ceraikanlah pikiranmu dari dunia ini semampu kalian.” Wahai hamba Allah! ? Cobalah bebaskan diriu dari belenggu dunia ini. tambatkan dirimu dengan tali kokoh rahmat (Allah), yang dengan mantap akan menarik bahtera hatimu manuju pantai sejati Samudera Cinta. Allah SWT berkuasa atas segala sesuatu. Dia Sang Maha Tahu. Segala sesuatu ada di dalam kendali-Nya. Jika kau mendambakan Dia, pertama-tama mintalah kebersihan bagi hatimu. Mohonlah iman dan makfirat. Mohonlah ilmu. Mohonlah keridhaan hati. Mohonlah cahaya hati. Mohonlah cinta dan kasih sayang-Nya. Mintalah semua ini dari-Nya.

Jika kau memperoleh ini semua, maka kau telah memiliki segalanya. Jangan tadahkan tanganmu kepada yang lain. Tujuanmu hanyalah Dia. Tidak ada guna memohon pada orang sombong dan angkuh di dunia ini. Wahai hamba Allah! Jika kau hanya mengucapkan kalimat Syahadat dengan lidahmu, dan hatimu tidak memunculkan keaksianmu ini dalam perbuatanmu, maka sesungguhnya kau belum bergerak selangkah pun menuju Sang Pencipta.

Kesungguhan perjalanan (menuju Allah SWT) tergantung pada laju (ruhani) dan kekuatan hati. Kedekatan sejati adalah kedekatan jiwa. Amal saleh sejati adalah amal yang disertai jiwa, atau dengan kata lain, keikhlasan. Perbuatan baik ini hanya dapat dilaksanakan jika kau tetap berada di dalam batas-batas yang ditetapkan syariat dan disertai perlindungan syariat. Ini semua hanya bisa dicapai oleh hamba Allah SWT yang sejati dan saleh. Ini harus menjadi mistar pengukurmu. Jika manusia tidak mempergunakan jiwanya sebagai mistar, maka dia tidak akan berhasil. Tindakan atau amalan yang dilakukan untuk memamerkan kesalehan diri, bukanlah amal saleh yang sejati. Amal kebaikan yang sejati dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Orang hanya wajib melaksanakan fara’idlh-nya secara terbuka, karena memang diharuskan. Amalan seseorang tergantung kepada tauhid dan keikhlasannya. Jika dua hal ini tidak ada, maka amalan seseorang tidak ubahnya laksana sebuah bangunan tanpa pondasi yang kokoh. Tidak akan lama waktunya bagi bangunan itu untuk rubuh dan runtuh. Pertama-tama bangun dan perkokoh pondasi ini, setelah itu dirikanlah bangunan yang megah.

Jika Allah SWT berkehendak, maka bangunan semacam itu tidak akan pernah ambruk atau hancur, karena bangunan ini memiliki pondasi yang kokoh. Hanya dengan menerima keesaan Allah SWT, amal-amalmu akan dapat bercahaya di angkasa ruhani sebagaimana bulan puranama dan akan mencurahkan sinar sebagaimana matahari.

Tinggalkan komentar